Kegagalan mungkin sering kita alami, baik itu dalam hal akademik, personal, dan lain sebagainya.
Kadang kita merasa jika kegagalan itu ialah akhir dari segalanya. Karena mungkin banyak harapan yang kita timbun untuk sebuah keberhasilan, namun nyatanya, hal tersebut tidak dapat terealisasi. Akibatnya, kecewa - sudah pasti, atau mungkin sangat kecewa dari kegagalan itu. Tak sedikit saudara kita yang nge-down setelah mereka mendapati bahwa semua usaha yang telah dilakukannya terjawab dengan sebuah kegagalan. Indahkah? Bahagiakah? Sudah pasti tidak mengenakkan kan kawan.
Allah SWT menghadapkan kita pada sebuah kegagalan bukannya karena Ia tidak sayang, melainkan menguji seberapa sabarkah kita dalam menyikapi dan menghadapinya. Jujur, penulis juga sering kali mengalami hal tersebut. Contohnya, ketika penulis mendapati perjuangan untuk mendapatkan beasiswa belajar di Amerika Serikat selama dua bulan hanyalah tinggal impian belaka meski secara kasar penulis yakin satu kaki sudah dipijakkan di sana. Padahal penulis sudah melakukan yang terbaik dan mempersiapkannya dari jauh hari. Dengan penuh keyakinan dan optimisme yang tinggi, penulis yakin bisa berada di sana. Namun, apa daya. Allah menentukan jalan penulis terhenti sampai tahap interview. Dan apa yang dirasa sudah pasti sama dengan kawan-kawan yang mengalami hal itu pula. Tidak enak memang, sangat tidak enak. Kadang terpikir buat apa memperjuangkan sesuatu hal jika pada akhirnya kita gagal - sia-sia belaka. Sabar kawan, hal ini esensinya adalah sebuah pijakan awal untuk kita supaya bisa lebih bersabar dalam meraih sesuatu yang kita inginkan. Bukankah Allah juga sayang ya sama hambanya yang sabar?
Jika memang kita mau belajar dari sebuah pengalaman pahit yang pernah diderita, contohnya ketika kita gagal dalam menempuh atau melakukan sesuatu hal, banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang sangat bermakna yang bisa kita ambil. Kita tahu bahwa seorang ilmuwan besar pun pasti pernah mengalami sebuah kegagalan dalam kehidupannya. Namun mereka belajar untuk bisa lebih baik dan bangkit dari kegagalan tersebut. Kasarnya, semua manusia di bumi Allah ini pasti pernah mengalami kegagalan siapa pun mereka tidak terlepas dari setinggi apapun stastus sosialnya. Hidup tanpa kegagalan pasti akan hambar kawan, karena pada dasarnya hidup itu ibarat dua pilihan; baik dan buruk, siang dan malam, begitupun keberhasilan dan kegagalan. Orang yang berhasil bukanlah mereka yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya, melainkan mereka yang mampu bangkit dari keterpurukan dan belajar dari pahitnya sebuah kegagalan. Intinya, Allah memberikan kegagalan kepada kita supaya kita lebih bisa memahami diri sendiri - instrospeksi diri, lapang dada dan bersabar.
Bukan bermaksud untuk menggurui, kawan, idealnya kalau mau berhasil ya harus dapat yang pahit dulu, ya kan. Penulis teringat sebuah kalimat di sebuah iklan komersil televisi "hidup itu bagai kopi tubruk, tunggu ampas nya turun dulu baru bisa dirasakan nikmatnya". Jika ditelaah memang benar juga adanya. Kita diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi getirnya kehidupan, jika kita mampu pasti hasil yang manis dan nikmat akan kita peroleh suatu saat nanti, benar kan kawan. Kembali pada kopi tubruk, memang benar jika kita langsung minum kopi tanpa menunggu ampasnya turun, pastilah kurang nikmat rasanya. Disamping itu, ada efek jangka panjang yang bisa membahayakan ginjal dan lambung kita jika meminum ampas kopi. Hal ini kurang lebih sama seperti kehidupan kita. Jika kita tidak bersabar untuk mendapatkan sesuatu, bukan bahagia yang didapat melainkan celaka, ya kan. Maka dari itu, bersabarlah kawan, Allah sudah menentukan jalan kita tinggal bagaimana usaha dan ikhtiar kita untuk mendapatkan semuanya itu. Bukankah semuanya akan indah pada waktunya?
Renungkanlah kawan, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Justru itulah langkah awal kita untuk mencapai sebuah keberhasilan asalkan kita mau untuk memperbaiki diri dan bangun dari keterpurukan yang tengah melanda. Ayo kawan, kalian bisa, penulis yakin kalian bisa! Bersabarlah, tawakallah, usahakan yang terbaik untuk meraih apa yang kita inginkan. Jangan lupa kawan, berdoa kepada Yang Maha Kuasa, karena semuanya itu hanya milik-Nya, jadi ya kita minta kepada sang Empunya.
Intinya, belajar dari sebuah kegagalan itu indah sekali kawan...
ttap semangat mencari kesempatan :D hhe
ReplyDelete