Beberapa hari ini, meski
sekilas sama, tapi terasa begitu berbeda, jauh berbeda seperti pada bulan sebelum
dua purnama lalu. Entah apa yang terjadi. Kesibukan menulis laporan penelitian
(baca: skripsi) aku lakukan seperti biasanya, namun tidak ada gairah dalam
menuangkan ide dalam rentetean kata pada monitor, pun dengan nas tulisan yang
ku buat. Entah apa yang terjadi. Nyawaku seakan hilang. Untuk sekedar membaca
buku, jurnal, dan karya ilmiah yang menggoda dan menggairahkan itu saja, diri
tak bernafsu; apalagi untuk menulis. Entah apa yang terjadi. Dalam benak ku
berkecamuk dia, keluarga, dan tumpukan-tumpukan bacaan yang harus segera
diselesaikan. Padahal tenggang waktu sudah semakin dekat di hadapan pelupuk
mata. Entah apa yang terjadi.
Aku hanya ingin kembali
sediakala, seperti pada bulan sebelum dua purnama lalu, di mana hasrat,
inspirasi, dan ide menari, bergolak, menggerayangi diri, meningkatkan gairah
bergelut dengan kata. Namun, tampaknya itu sulit untuk terulang lagi. Aku butuh
ketenangan; namun di mana? Yang aku tahu ketenangan hakiki hanya ada di
tempat-Nya. Haruskah aku ke tempat-Nya guna meraih ketenangan itu?
Dua-per-tiga malam
telah lama aku tinggalkan. Padahal dulu di waktu tersebut aku bisa sedikit
merasakan ketenangan untuk melampiaskan hasrat menulis ku. Sekarang, sulit
tampaknya untuk terulang lagi. Semuanya berubah sejak dua purnama lalu. Entah
harus bagaimana. Jiwa ini seakan hilang arah, lebih parah lagi, hilang jiwa.
Duduk dalam pandangan
kosong menjadi sebuah keseharian, akhir-akhir ini. Apakah ini tanda agar aku
kembali ke tempat-Nya? Padahal masih banyak impian dan tujuan yang harus
direalisasikan. Apakah semuanya bisa terwujud dalam keadaan seperti ini?
Seratus persen, bahkan seribu persen aku yakin tidak akan terwujud jika terus seperti
ini.
Aku hanya ingin jiwaku
kembali seperti pada bulan sebelum dua purnama lalu.
Dalam ketiadaan,
23 Agustus 2013
21.00