Jan 25, 2012

Aku Bukan Mereka

Aku bukan mereka yang mengobral kata-kata cinta, mengumbar bualan kosong tentang kesetiaan. Bukan juga seorang yang romantis, yang memanjakan mu dengan bunga dan gemerlap lilin di meja makan. Aku bukan seorang yang mengerti cinta, mungkin seperti mu yang lebih tahu, tapi aku ialah seorang yang terus mencoba untuk sedikit demi sedikit mengertinya. Memang aku bodoh - sangat bodoh dalam segala hal - namun tidak dalam memahami dan menyayangimu.

Aku punya cara ku sendiri untuk mencintai dan menyayangimu. Bukan seperti mereka; romantis, penuh rayu, dsb. Aku lebih memilih untuk mencurahkan semua apa yang aku miliki untuk dirimu. Di benak ku, di hati ku, hanya kamu, dan kamu, dan KAMU. Kurang kah? Berkurang kah rasa sayang ku padamu jika aku tidak sama seperti mereka?

Tidak, sekali lagi TIDAK sedikitpun. Titik.

Jan 23, 2012

Merindukan Sisi Lain Tempat Ini

Gambar-gambar ini saya ambil sekitar dua tahun yang lalu di sebuah dermaga kecil di pesisir pantai Kabupaten Cirebon. Memandangi semua keindahan yang diberikan Sang Khalik membuat diri ini lebih menyadari akan besarnya karunia yang dicurahkan-Nya kepada alam semesta ini. Jika kita mau merenung, betapa indah dan sempurna goresan-Nya dalam penciptaan semesta ini. Kecil - bahkan begitu kecil - diri ini dibanding dengan semua apa yang dimiliki-Nya.
Begitu sunyi tempat ini di kala fajar menyingsing, tak seperti ketika hari mulai siang dan deru kerumunan orang-orang serta kendaraan berlalu lalang di sekitar tempat ini. Hening yang melanda bukan berarti sepi  tak berarti, justru itulah yang bisa mendekatkan aku dan menyadarkan aku akan kekuasaan-Nya. Perlahan semuanya menjadi jelas, semuanya patuh dan tunduk terhadap titah-Nya. Tak seperti aku yang justru sering kali meninggalkan titah dan seruan-Nya. Begitu bodoh diri ini, jelas sekali bodoh.

Terpaku mata ini ketika melihat nelayan yang berirama pulang-pergi melaut di bawah merah jingga ciptaan-Nya. Mereka berusaha mengais rezeki yang telah Allah limpahkan di luasnya lautan yang membentang itu. Begitu indah melihat mereka seolah berlayar di atas lautan yang berwarna merah jingga. Indah? Sangat lah indah menurutku.

Seiring mentari beranjak tinggi, kembalilah tempat ini ke pribadinya semula; ramai, bising, bau, jorok. Namun, hal ini tak menutupi bahwa ada satu sisi yang sangat indah yang dapat aku rasakan dari tempat yang menurut orang banyak sangatlah kotor dan jorok. Ialah satu sisi untuk menikmati goresan yang diciptakan Sang Khalik pada saat di mana orang banyak tidak mengetahuinya.

Sungguh aku sangat merindukan untuk menikmati sisi lain tempat ini lagi...

Jan 22, 2012

Memaknai Cinta

Ada yang bilang cinta itu berupa bohong belaka,
berupa kesenangan yang berakhir dengan duka.
Bermain, bergelut dengannya akan membawa
cerita kelam yang menyayat dada.

Tapi, bukan seperti cerita yang aku gores bersamanya,
meski banyak duka yang melanda,
namun, bisa terobati dengan suka yang membara.

Seperti itulah cinta untuk ku.
Bukan menyakitkan, namun memberikan pencerahan
untuk hidupku, untuk aku, juga untuk dia.

Aku dan dia jauh berbeda, sangat jauh berbeda,
namun, cinta menyatukan kami berdua,
memberikan sebuah hidup baru,
membiarkan jiwa kami untuk saling manyapa,
menyelami indahnya samudera ksih yang tak terhingga.

Cinta membuat kami lebih saling memberi dan melengkapi,
menutupi kekurangan yang ada.
Ia juga melatih kami untuk saling mengerti akan esensi kehidupan.
Mengerti akan arti aku, dia, hidup ini, juga cinta yang putih suci...


Jan 16, 2012

Belajar dari Sebuah Kegagalan Itu Indah Sekali

Kegagalan mungkin sering kita alami, baik itu dalam hal akademik, personal, dan lain sebagainya.
Kadang kita merasa jika kegagalan itu ialah akhir dari segalanya. Karena mungkin banyak harapan yang kita timbun untuk sebuah keberhasilan, namun nyatanya, hal tersebut tidak dapat terealisasi. Akibatnya, kecewa - sudah pasti, atau mungkin sangat kecewa dari kegagalan itu. Tak sedikit saudara kita yang nge-down setelah mereka mendapati bahwa semua usaha yang telah dilakukannya terjawab dengan sebuah kegagalan. Indahkah? Bahagiakah? Sudah pasti tidak mengenakkan kan kawan.

Allah SWT menghadapkan kita pada sebuah kegagalan bukannya karena Ia tidak sayang, melainkan menguji seberapa sabarkah kita dalam menyikapi dan menghadapinya. Jujur, penulis juga sering kali mengalami hal tersebut. Contohnya, ketika penulis mendapati perjuangan untuk mendapatkan beasiswa belajar di Amerika Serikat selama dua bulan hanyalah tinggal impian belaka meski secara kasar penulis yakin satu kaki sudah dipijakkan di sana. Padahal penulis sudah melakukan yang terbaik dan mempersiapkannya dari jauh hari. Dengan penuh keyakinan dan optimisme yang tinggi, penulis yakin bisa berada di sana. Namun, apa daya. Allah menentukan jalan penulis terhenti sampai tahap interview. Dan apa yang dirasa sudah pasti sama dengan kawan-kawan yang mengalami hal itu pula. Tidak enak memang, sangat tidak enak. Kadang terpikir buat apa memperjuangkan sesuatu hal jika pada akhirnya kita gagal - sia-sia belaka. Sabar kawan, hal ini esensinya adalah sebuah pijakan awal untuk kita supaya bisa lebih bersabar dalam meraih sesuatu yang kita inginkan. Bukankah Allah juga sayang ya sama hambanya yang sabar? 

Jika memang kita mau belajar dari sebuah pengalaman pahit yang pernah diderita, contohnya ketika kita gagal dalam menempuh atau melakukan sesuatu hal, banyak sekali nilai-nilai kehidupan yang sangat bermakna yang bisa kita ambil. Kita tahu bahwa seorang ilmuwan besar pun pasti pernah mengalami sebuah kegagalan dalam kehidupannya. Namun mereka belajar untuk bisa lebih baik dan bangkit dari kegagalan tersebut. Kasarnya, semua manusia di bumi Allah ini pasti pernah mengalami kegagalan siapa pun mereka  tidak terlepas dari setinggi apapun stastus sosialnya. Hidup tanpa kegagalan pasti akan hambar kawan, karena pada dasarnya hidup itu ibarat dua pilihan; baik dan buruk, siang dan malam, begitupun keberhasilan dan kegagalan. Orang yang berhasil bukanlah mereka yang tidak pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya, melainkan mereka yang mampu bangkit dari keterpurukan dan belajar dari pahitnya sebuah kegagalan. Intinya, Allah memberikan kegagalan kepada kita supaya kita lebih bisa memahami diri sendiri - instrospeksi diri, lapang dada dan bersabar.

Bukan bermaksud untuk menggurui, kawan, idealnya kalau mau berhasil ya harus dapat yang pahit dulu, ya kan. Penulis teringat sebuah kalimat di sebuah iklan komersil televisi "hidup itu bagai kopi tubruk, tunggu ampas nya turun dulu baru bisa dirasakan nikmatnya". Jika ditelaah memang benar juga adanya. Kita diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi getirnya kehidupan, jika kita mampu pasti hasil yang manis dan nikmat akan kita peroleh suatu saat nanti, benar kan kawan. Kembali pada kopi tubruk, memang benar jika kita langsung minum kopi tanpa menunggu ampasnya turun, pastilah kurang nikmat rasanya. Disamping itu, ada efek jangka panjang yang bisa membahayakan ginjal dan lambung kita jika meminum ampas kopi. Hal ini kurang lebih sama seperti kehidupan kita. Jika kita tidak bersabar untuk mendapatkan sesuatu, bukan bahagia yang didapat melainkan celaka, ya kan. Maka dari itu, bersabarlah kawan, Allah sudah menentukan jalan kita tinggal bagaimana usaha dan ikhtiar kita untuk mendapatkan semuanya itu. Bukankah semuanya akan indah pada waktunya?

Renungkanlah kawan, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Justru itulah langkah awal kita untuk mencapai sebuah keberhasilan asalkan kita mau untuk memperbaiki diri dan bangun dari keterpurukan yang tengah melanda. Ayo kawan, kalian bisa, penulis yakin kalian bisa! Bersabarlah, tawakallah, usahakan yang terbaik untuk meraih apa yang kita inginkan. Jangan lupa kawan, berdoa kepada Yang Maha Kuasa, karena semuanya itu hanya milik-Nya, jadi ya kita minta kepada sang Empunya.

Intinya, belajar dari sebuah kegagalan itu indah sekali kawan...

Jan 15, 2012

Doa Ku Malam Ini

Hey, usia kita bertambah; tua, matang, dewasa
Bersama melalui semua; suka, duka, tangis, canda
Kau dan aku semakin satu; erat tak terpisahkan
Menjadi lebih satu dalam impian dan tujuan

Adakah batin kita semakin satu?
Harus, harus, harus, itulah keharusan.
Kamu dan aku - kita, bersama selamanya
Sampai yang Maha Memiliki memisahkan kita untuk sementara

Hey, empat tahun bukan waktu yang singkat
untuk saling menyelami samudera jiwa yang begitu rumit
Kompleks, penuh dengan teka teki berarti

Semoga Allah memberikan semua nikmat,
Karunia yang begitu besar untuk bekal kita
menghadapi hari esok yang pasti lebih berarti
Untuk kita, cinta kita, semua, hingga akhir peraduan ini...
Amin...

4th Anniversary - 15 Januari 2012

Ratings and Recommendations by outbrain