Nov 25, 2011

Untuk Bidadariku

Mungkin kau akan muak dengan goresan kecil ini,
mungkin kau akan bosan dengan apa yang aku tulis ini.
Maaf dengan sepenuh hati ku ungkapkan pada mu.

Untukmu yang selalu aku sebut dalam tiap helaian nafasku,
untukmu yang selalu ada dalam setiap doaku,
untukmu yang selalu aku ucap dalam tahajjudku.
Memang benar aku tidak pantas untuk menuhani mu.
Memang benar aku banyak pinta terhadap mu,
memang benar ku selalu mengaturmu, dan
memang benar itu bukan hak ku.

Maaf, sekali lagi maaf, dari segenap hati yang terdalam jika itu tidak meng-enakkan mu.

Aku mencintaimu, menyayangimu tulus ikhlas dari segenap jiwa ini.
Aku menyanyangimu lebih dari semua yang aku sayangi di dunia ini.
Aku mencintai dan menyanyangi mu dengan segala kekurangan yang ada padamu.

Dan, maaf, sekali lagi maaf, atas semua yang aku pinta padamu

Aku ingin yang memberikan yang terbaik dengan semua apa yang ada
di dalam diriku untuk kebahagiaan dan kebaikan mu kelak.

Jujur, Aku memang bukan siapa-siapa
Aku nol dalam segala hal, yang aku bisa
hanya mencintai, menyayangi, dan membahagiakan mu
dengan semua yang aku bisa

Memang salah, benar-benar salah, tapi
wahai bidadariku yang selalu aku sebut dalam doa dan tahajjudku
aku lakukan ini semua supaya kelak kau bisa
merasakan sedikit manfaat dari apa yang aku lakukan

Hanya itu, dan hanya itu -
hanya ingin melihat mu bahagia suatu saat kelak

Wahai bidadariku yang selalu ada dalam sujudku.
Mungkin, kau akan bertambah muak, benci, setelah
membaca coretan tak berarti ini

Aku hanya ingin menjagamu, membuat mu tersenyum,
dan membahagiakan mu.

Aku memang egois, sangat egois

Karena kasih sayang ku teramat besar untukmu,
aku hanya ingin membuatmu bahagia sampai
nyawa yang ada padaku kembali Allah ambil

Cintaku, aku tak ingin kau muram
Cintaku, aku hanya ingin yang terbaik untuk mu

Wahai bidadariku yang selau terucap dalam doa dan tahajjudku,
aku akan selalu menjaga dan membahagiakan mu
dengan segenap jiwa ini.

Maaf atas semua ini...
Dari lubuk hati terdalam....

Nov 22, 2011

Tunjukkan Jalan-Mu Ya Rabb

Kadang merasa seperti sampah
kotor, busuk, jijik, dimata manusia,
Tak berguna, tak berarti, tanpa arah
terbuang sia-sia sisa hidup yang berharga

Aku merasa bukan manusia yang berbuat seperti manusia;
melupakan Tuhannya, meninggalkan seruan-Nya
Melenggang hidup di kehidupan yang hina
penuh keriuhan surga dunia

Menganggap dunia surga segala
kenikmatan yang mungkin hanya semata
aku nikmati untuk menghancurkan ku di akhirat-Nya
dan mendekatkan ku kepada neraka-Nya

Bodoh, tolol, tak sadar banyak nikmat dari-Nya
yang selalu tercurah kepada aku yang bak sampah ini
yang lebih hina dari binatang jalang sekali pun
Diri ini lalai, tak menggubris seruan nurani dan Dia

Masihkah ada ampun untuk aku, Tuhan?
masihkah mau Kau menerima taubatku?
masihkah Ia menganggap aku sebagai ciptaan-Nya?
meski apa yang aku lakukan sudah jauh dari titah-Nya

Tunjukkan jalan Mu Ya Rabb....

Nov 9, 2011

Frase Kehidupan

Bahkan di dalam senang pun aku tak bisa tertawa
Murung, sedih, berlinang air mata
Memandang muram bayang senja
Menghempas diri ke dalam hampa kata

Ku lihat sejenak dedunan menari
tersibak angin yang menusuk bak duri
Mengiringi langkah kembali pada Illahi

Sungguh tiada dapat ku terka apa,
mengapa, badai yang menerpa diri
begitu kejam, tak berbelas, memurkai diri
menghancur lebur bak kata yang tak terkata

Sejenak terdiam membodohi diri
merenung, menetap jauh kembali
menata diri dalam sunyi
merajut asa yang tak sempat tercapai

Aku, merangkai frase-frase kehidupan
yang kian hari semakin berkecamuk
dalam gelap, dalam sunyi malam ini....

Nov 5, 2011

Maaf

Tuhan, selalu ada Kau di setiap hembusan nasfas
Tuhan, Kau angkat aku dari kegelapan
Tuhan, Kau hembuskan kasih-Mu yang tiada terbatas

Aku, tolol, begitu lama melupakan-Mu
lama tak berdzikir mengingat nama-Mu
tak kusadari apa jadinya jika aku tanpa-Mu

Jika Kau ingin mengambil semua nikmat,
aku tak kuasa menahannya
memang itu salahku, begitu lama aku melupakan-Mu
aku, tak berarti, kecil dihadapan-Mu

Hanya maaf yang bisa terucap
berharap itu bisa diterima oleh-Mu
....

Sajak Cinta

Bukan itu yang aku ingin,
tiada lain, kamu, cintamu, tulusmu
sederhana bukan?
Bukan untuk menyoal apa,
sudah cukup untuk ku dengan apa yang ada

Kamu, aku, berdua berbagi kasih
kisah yang bersama kita rajut
dengan benang cinta yang teguh
tak berujung sampai bertemu maut

Di hatiku sudah penuh cintamu
Di jiwaku sudah ada jiwamu
tak perlu ditanya seberapa
cinta dan kasih yang ada

Bukan itu yang aku ingin,
tiada lain, kamu, cintamu, tulusmu
sederhana bukan?

Nov 4, 2011

Untuk Mereka

Diantara sesaknya perkotaan, engkau hidup
jauh dari nyaman hidupmu
menyusuri jalan-jalan berpaut tak berujung
beralaskan bumi beartapkan langit tempat mu berteduh

Bertarung dengan terik, sengatan matahari
Melawan dinginnya diri dalam hujan
Bertahan dalam cercaan, makian yang bertubi

Sanggup kau bertahan dari ganasnya dunia
Sanggup kau hidup meski tanpa tempat tinggal
sanggup kau bertahan dari mereka
yang menganggapmu seorang yang marginal

Nov 3, 2011

Perhiasan Kota

Hiasilah kota mu dengan kemacetan dan kesemrawutan
itu yang membuat manis kota di mata mereka
Lambang dari manusia modern yang tetap
berpikir seperti primitif

Hapus lahan terbuka hijau
buat sesuatu di atasnya dengan
pencakar langit, shopping point,
tempat di mana manusia modern hidup

Itu lumrah, itu wajar di mata mereka
lebih manis kota jika seperti kandang yang sesak penuh.
Pemikiran bodoh, idiot. Kenapa berkata,
Jika berpikir seperti peruntuh?

Jika Saatnya Tiba

Dan... Jika saatnya tiba
aku dan kamu tidak lagi bersama
ini mungkin akan menjadi duka
duka yang tak akan mungkin pernah terlupa

Dan... Jika saatnya tiba...
aku akan mengingat ketika kita berada diantara
suka duka bersama yang berbeda
diantara baik buruknya dunia

Tak usah teteskan air mata
ku tak mau kau menangis

Dan... Jika saatnya tiba
aku akan menutup dunia
yang penuh dengan cerita
diantara merah jingga yang membara

Dan... Jika saatnya tiba...
aku akan kembali kepada-Nya
ke tempat di mana aku berada...

Kepada Para Pemulung

Lebih pagi dari mentari, kehidupanmu sudah dimulai
menggendong ransel dari karung
menghampiri bak-bak sampah sampai
tibalah engkau di sebuah gunung sampah

Karena tuntutan hidup yang semakin sengit
rela kau mengais sampah untuk tetap hidup
bercampur dengan busuknya sampah
kau rela...

Hati mu lebih putih meski kau bercampur dengan sampah
dibanding mereka yang di atas,
yang berprilaku seperti sampah
Berbanggalah kau wahai pemulung...

Bukan ingin mu untuk seperti ini
bukan cita-cita mu akrab dengan tumpukan sampah
namun, inilah jalan yang Tuhan beri
Sujud syukur selalu untuk diri-Nya

Hati mu lebih putih meski kau bercampur dengan sampah
...

Nov 2, 2011

Sajak Pagi

Pagi, dingin, sunyi, menatap mentari pagi yang berselimut awan mendung
sinarnya sedikit menghangatkan dinginnya diri
Tidak ada cappucinno menemani di kesendirian ini
Magnum hanya yang menemani saat ini

Deru mesin-mesin mulai membisingkan telinga
Derap langkah manusia mulai meramaikan
pagi dingin ini di antara hitam dan putihnya ini tempat

Pagi, dingin, kelam, begitu yang terucap dari dalam jiwa
menyambut hari yang berkabut
menggapai angan yang kian berada dalam kalut
...

Nov 1, 2011

Pintaku Terhadap Tuhan

Tuhan, goncangkanlah bumi-Mu ini sedahsyatnya
hingga aku tak lagi merasa sakit, menderita
Tuhan, tiupkan topan-Mu yang begitu kencang
agar hilang pedih perih yang meradang

Tuhan, bawa aku jauh ke tempat yang jauh
ke tempat di mana hanya ada pohon, lumut, dan batu
supaya aku bisa menikmati sisa perjalanan ini

Bosan dengan riuh kicauan politis, omong kosong!
bosan dengan desing peluru yang merenggut nyawa saudara sendiri
Bosan dengan bualan-bualan dari mereka
yang menganggap dunia ini dunia mereka

Tuhan, sekali lagi, goncangkanlah bumi-Mu sedahsyatnya
Tumpahkan samudera-Mu agar mereka tahu Kau lah segalanya
sumpal mulut mereka yang berkhotbah menyampaikan sampah

Tuhan, bawa aku ke tempat yang jauh
ke tempat di mana aku bisa lebih dekat dengan-Mu

Untukmu Nek

Begitu cepat Kau panggil dia, mungkin juga aku
Nek, belum kau melihatku
seperti ini, seperti yang kau damba
namun, begitu cepat Kau penggil dia

Belum cukup dahaga ku disiram oleh sayangnya
belum cukup tegap melangkah tanpa nasehatnya
namun, sudah sampailah ia di perisitirahatannya

Nek, segenggam rindu yang ku miliki
tak 'kan mampu membawa mu kembali
.........

Ratings and Recommendations by outbrain